Senin, 19 Maret 2012

Ketika Syi’ah Membantah Syi’ah: Syi’ah dan Ibadah di Kuburan

Telah lazim kita ketahui bersama betapa eratnya ritual kaum Syi’ah dan kuburan para Imam dan tokoh-tokoh mereka. Praktek ini dapat dengan mudah ditemukan pada kubur Imam Husein dan para ulama mereka lainnya, bahkan di makam Abu Lu’lu pun, berpesta pora merayakan pembunuhan Abu Lu’lu atas Khalifah Umar radhiyallahu ‘anhu merupakan suatau ibadah bagi mereka. Kini kami akan mengetengahkan beberapa kontradiksi yang terdapat dalam referensi-referensi kaum Syi’ah itu sendiri. Semoga Allah memberi taufiq dari pemahaman Syi’ah dan kesesatan mereka dalam ibadah.

 عن أبي عبد الله عليه السلام قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:  ” إن على كل حقٍ حقيقة وعلى كل صوابٍ نوراً  فما وافق كتاب الله فخذوه وما خالف كتاب الله فدعوه ” الكافي 1/69
Dari Abu Abdillah ‘alaihissalam ia berkata, berkata Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya bagi setiap kebenaran ada hakikat, dan bagi setiap kebenaran ada cahaya. Maka apa yang sesuai dengan Kitabullah, ambillah, dan apa yang menyelisihi Kitabullah, tinggalkanlah” (Al Kafi, 1/69)
 عن أبي عبد الله عليه السلام قال قال أمير المؤمنين عليه السلام:  ”بعثني رسول الله صلى الله عليه وآله وصحبه وسلم في هدم القبور وكسر الصور”  وسائل الشيعة 2/870
Dari Abu Abdillah ‘alaihissalam ia berkata, berkata Amirul Mukminin (Ali bin Abi Thalib) ‘alaihissalam, “Diutus kepadaku Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam untuk membongkar kubur dan menghancurkan lukisan-lukisan” (Wasail Asy Sy’iah 2/870)
 عن أمير المؤمنين عليه السلام قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ” لا تتخذوا قبوركم مساجد ولابيوتكم قبوراً”  مستدرك الوسائل 2/379
Dari Amirul Mukminin ‘alaihissalam, ia berkata “Aku Mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jangan jadikan kuburan-kuburan kalian sebagai masjid, sedangkan rumah-rumah kalian sebagai kuburan” (Mustadrak Al Wasa’il 2/379)
عن أبي عبد الله عليه السلام قال قال أمير المؤمنين عليه السلام: بعثني رسول الله صلى الله عليه وآله وصحبه وسلم إلى المدينة فقال: ” لاتدع صورة إلا محوتها ولا قبراً إلا سوّيته ولاكلباً إلا قتلته” وسائل الشيعة 2/869 و3/62
Dari Abu Abdillah ‘alaihissalam ia berkata, berkata Amirul Mukminin ‘alaihissalam, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam diutus ke Madinah dan beliau berkata, ‘Jangan biarkan gambar-gambar kecuali kalian hancurkan, dan jangan biarkan kuburan kecuali kalian ratakan, dan anjing kecuali kalian bunuh ia’” (Wasail Asy Syi’ah 2/869 dan 3/62)
عن أبي عبد الله عليه السلام : ” لاتتخذوا قبري قبلة ولامسجداً فإن الله لعن اليهود حيث اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد” من لايحضره الفقيه 1/128 وسائل الشيعة 2/887
Dari Abu Abdillah ‘alaihissalam, “Janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai kiblat dan masjid, karena sesungguhnya Allah melaknat Yahudi yang mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid” (Man Laa Yahdhuruhu Al Faqih 1/128 dan Wasa’il Asy Syi’ah 2/887)
قال الصادق عليه السلام: ” كل ماجُعل على القبر من غير تراب القبر فهو ثُقل على الميّت ” من لايحضره الفقيه 1/135 وسائل الشيعة 2/864
Berkata Ash Shadiq (yaitu Ja’far Shadiq) ‘alaihissalam, “Setiap (bangunan) yang didirikan di atas kuburan selain tanah, akan memberatkan si mayit” (Man Laa Yahdhuruhu Al Faqih 1/135 dan Wasa’il Asy Syi’ah 2/864)
Dan bahkan Al Ma’shum (menurut mereka, yaitu ‘Ali bin Abi Thalib) mengkafirkan Syi’ah itu sendiri.
وقال أمير المؤمنين عليه السلام : ” من جدّد قبراً أو مثّل مثالاً فقد خرج من الإسلام”  من لايحضره الفقيه 1/135 وسائل الشيعة 2/868
Berkata Amirul Mu’minin ‘alaihissalam, “Barangsiapa yang merenovasi kubur atau membuat gambar di atasnya, maka ia telah keluar dari Islam” (Man Laa Yahdhuruhu Al Faqih 1/135 dan Wasa’il Asy Syi’ah 2/868)
 وعن علي بن جعفر قال : سألت أبا الحسن موسى عليه السلام عن البناء على القبور والجلوس عليها هل يصلُح؟ قال: ” لايصلح البناء عليه ولا الجلوس ولا تجصيصه ولا تطيينه”
Ali bin Ja’far berkata, “Abul Hasan Musa ‘alaihissalam ditanya tentang membangun kubur dan duduk-duduk diatasnya, baikkah perbuatan tersebut?. Jawab beliau, ‘Tidaklah termasuk perbuatan baik membangun di atas kuburan, jangan duduk-duduk di atasnya, jangan menemboknya, jangan pula menyemennya”
Sumber : http://www.muslm.net/vb/showthread.php?t=255260
Marilah bersama-sama kita cocokkan apa yang tertulis dalam referensi kaum Syi’ah dengan praktek kaum Syi’ah di zaman ini :

Lukisan tokoh-tokoh Syi’ah yang diagungkan oleh mereka


Ayatollah Khamene’i Sholat di depan kubur Ayatollah Khomeini.


















Kuburan Imam Khomeini yang diratapi oleh pengikut Syiah


Keterangan: * Anak Panah yang menunjuk ke kiri menunjuk ke arah mimbar dan arah kiblat. * Anak panah yang menunjuk ke kanan menunjuk ke arah kuburan. Kita lihat orang-orang yang kelihatan di dalam gambar menghadapkan wajahnya ke kuburan dan membelakangi kiblat, nampaknya menghadap Kuburan lebih baik untuk beribadah dibanding menghadap kiblat.
Maka cukuplah bantahan bagi kaum Syi’ah berasal dari referensi mereka sendiri. Wasailus Syi’ah merupakan salah satu kitab hadits rujukan Syi’ah yang ditulis oleh Muhammad bin Al Hasan Al ‘Amali, dan dipakai oleh mereka dalam menentukan hukum-hukum syariat. Sementara Man Laa Yahduruhu Al Faqih merupakan salah satu dari empat kitab induk kaum Syi’ah Itsna Asyariyah, ditulis oleh Abu Ja’far Muhammad ibn ‘Ali ibn Babawaih al-Qummi, lebih dikenal sebagai Ibnu Babawaih atau Al-Shaykh al-Shaduq. Semoga Allah memberi taufiq dan penjagaan dari bahaya pemahaman kaum Syi’ah, khususnya di negeri kita.

Penulis: Yhouga Pratama

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons